Indonesia punya banyak sekali warisan budaya yang begitu kaya dan unik, salah satunya adalah Upacara Tumplak Wajik. Mungkin bagi sebagian orang nama ini masih terdengar asing. Tapi buat masyarakat Yogyakarta, terutama yang dekat dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tumplak Wajik adalah bagian penting dari tradisi leluhur yang terus dilestarikan hingga kini.
Upacara ini tidak sekadar seremoni biasa. Ada makna mendalam yang tersimpan di dalamnya; tentang rasa syukur, doa untuk kesejahteraan, dan juga simbol kekuatan budaya Jawa yang masih kuat berdiri di tengah arus modernisasi. Buat kamu yang penasaran atau ingin tahu lebih dalam tentang tradisi istimewa ini, yuk simak ulasannya di bawah ini!
Apa Itu Upacara Tumplak Wajik?

Image: Yogyaku.com
Tumplak Wajik adalah sebuah upacara adat yang dilakukan di Keraton Yogyakarta sebagai bagian dari persiapan perayaan Grebeg Syawal, yang memperingati Hari Raya Idul Fitri dan malam Lailatur Qadar.
Upacara ini juga penanda awal pembuatan Gunungan, yang nantinya akan dibawa dalam prosesi Grebeg, seperti Grebeg Syawal, Grebeg Maulud, dan Grebeg Besar. Gunungan sendiri adalah simbol kemakmuran dan berkah dari raja kepada rakyatnya, berupa hasil bumi dan makanan tradisional yang disusun membentuk seperti gunung.
Nah, dalam upacara adat Tumplak Wajik inilah, salah satu bagian utama dari Gunungan, yaitu wajik (sejenis kue dari ketan dan gula merah) mulai dibuat. Proses pembuatannya dilakukan dengan penuh kesakralan dan mengikuti pakem tradisi yang sudah turun-temurun diwariskan.
Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa upacara seperti Tumplak Wajik masih relevan di zaman serba digital ini? Jawabannya sederhana saja, karena inilah jati diri kita.
Di balik kemajuan teknologi dan modernitas, kita tetap perlu punya akar. Tradisi seperti Tumplak Wajik adalah pengingat bahwa kita punya budaya yang luar biasa kaya, penuh nilai, dan sangat bermakna.
Bayangin deh, di saat banyak budaya luar makin masuk, kita justru punya warisan budaya sendiri yang masih terus dijaga, bukan cuma sebagai seremoni, tapi juga sebagai pengikat identitas kita sebagai bangsa.
Meski hanya diadakan sekali dalam setahun, momen ini menjadi salah satu kearifan lokal di Jogja yang spesial dan bisa kamu nikmati. Oleh karenanya jika kamu ingin hadir dalam prosesi ini, kamu bisa berkonsultasi dan menggunakan layanan paket wisata Jogja dari kami, ya!
Baca juga: 8 Kearifan Lokal Jogja: Tradisi dan Budayanya yang Menarik
Sejarah Upacara Tumplak Wajik

Image: Yogyaku.com
Kalau kita menelusuri sejarahnya, Tumplak Wajik sudah dilakukan sejak era pendirian Keraton Ngayogyakarta pada abad ke-18. Tradisi ini erat kaitannya dengan filosofi Jawa yang melihat alam semesta dan manusia sebagai satu kesatuan yang harus hidup selaras.
Gunungan yang menjadi puncak dari prosesi Grebeg, bukan hanya lambang pemberian dari raja, tetapi juga simbol keseimbangan kosmis, keberlimpahan alam, dan harapan akan kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Sedangkan wajik sebagai salah satu elemen penting dari gunungan, punya makna spiritual tersendiri: manisnya kehidupan yang diharapkan menyertai masyarakat ke depan.
Tujuan Diadakannya Tumplak Wajik
Upacara ini bukan sekadar upacara memasak kue tradisional. Ada beberapa tujuan penting dari pelaksanaannya
1. Sebagai bentuk syukur
Upacara ini memiliki makna dasar sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas hasil panen dan rezeki yang telah diberikan.
2. Simbol awal dari Grebeg
Sebagai upaya untuk menunjukkan bentuk syukur, upacara ini menjadi semacam “starting point” dari seluruh rangkaian Grebeg. Dengan dilaksanakannya upacara ini, berarti seluruh prosesi Grebeg telah dimulai secara resmi.
3. Melestarikan budaya dan nilai-nilai leluhur
Ini adalah upaya nyata dari Keraton Yogyakarta dan masyarakat sekitarnya untuk terus menjaga tradisi luhur yang sarat makna.
4. Menguatkan hubungan antara raja dan rakyat
Melalui simbol wajik dalam gunungan, Sultan seakan menyampaikan harapan dan berkat manis bagi rakyatnya.
Baca juga: Puncak Segoro Jogja, Puncak di Tepi Laut Samudera Eksotik
Proses Upacara Tumplak Wajik

Image: Sidonews.com
Nah, bagian ini yang paling menarik! Proses Tumplak Wajik ternyata tidak hanya soal memasak, tapi juga penuh dengan tata cara adat yang unik dan sakral. Nah, urutannya seperti ini.
1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Upacara ini biasanya dilakukan di Pawon Proboyekso, yaitu dapur khusus milik Keraton Yogyakarta yang hanya digunakan untuk keperluan upacara adat. Waktunya biasanya dua hari sebelum prosesi Grebeg dilakukan.
2. Pengiring Gamelan Khusus
Selama prosesi berlangsung, musik gamelan khas akan mengiringi. Gamelan yang digunakan bukan sembarang gamelan, melainkan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Laut (dua gamelan sakral milik keraton).
Suasana jadi begitu khidmat sekaligus semarak. Lagu-lagu yang dimainkan seperti Ladrang Prabu Mataram dan Ketawang Golek-Golekan makin mempertegas suasana sakral penuh doa dan harapan.
3. Proses Pembuatan Wajik
Wajik yang digunakan bukan hanya satu atau dua porsi, tapi dalam jumlah besar. Biasanya dibuat oleh abdi dalem wanita yang ahli dalam membuat makanan adat. Bahan utamanya adalah beras ketan dan gula kelapa, yang direbus dan diaduk hingga kental, kemudian dibentuk menjadi wajik dengan bentuk khusus.
Menariknya, saat proses memasak wajik, para abdi dalem juga melakukan ritual berupa nyanyian atau doa, sebagai bentuk penghormatan dan pengharapan akan kelancaran upacara Grebeg.
4. Penyusunan Wajik ke Gunungan
Setelah matang dan dingin, wajik-wajik ini akan disusun dalam kerangka kayu berbentuk gunung. Gunungan ini nantinya akan diarak dalam prosesi Grebeg dan dibagikan kepada rakyat sebagai lambang berkah dari Sultan.
Baca juga: Perlu Paket Wisata Jogja 1 Hari Murah? Ini Cuma 200ribuan!
Makna Filosofis di Balik Tumplak Wajik
Setiap detail dari upacara Tumplak Wajik menyimpan filosofi yang dalam. Mulai dari pemilihan bahan makanan hingga iringan musik yang dimainkan.
- Wajik melambangkan manisnya kehidupan dan harapan akan masa depan yang penuh kemakmuran.
- Gamelan sakral menandakan hubungan harmonis antara alam semesta, manusia, dan Tuhan.
- Proses gotong royong dalam membuat gunungan memperlihatkan nilai kebersamaan dan kesetaraan antar masyarakat.
- Upacara adat ini juga mengajarkan bahwa keberlimpahan bukan hanya soal materi, tapi juga rasa syukur, cinta tanah air, dan keterikatan dengan budaya sendiri.
Baca juga: Apa Saja yang Bisa dilakukan di Goa Pindul Jogja? Ini 5 Keseruannya
Sudah Mengetahui Apa Itu Upacara Tumplak Wajik?
Upacara Tumplak Wajik adalah salah satu bentuk budaya adiluhung yang patut kita banggakan dan lestarikan. Tradisi ini bukan hanya milik Keraton, tapi juga milik kita semua sebagai warga Indonesia. Dengan mengenal, memahami, dan menyebarkan nilai-nilainya, kita sudah ikut menjaga warisan luhur yang telah hidup ratusan tahun.
Buat kamu yang suatu saat punya kesempatan ke Yogyakarta, coba deh saksikan langsung prosesi Tumplak Wajik. Rasakan nuansa sakral, semangat gotong royong, dan rasa cinta tanah air yang menyatu dalam satu tradisi indah. Jangan lupa juga gunakan sewa mobil Jogja dari Niagatour saat kamu berkeliling Jogja ya!
Leave A Comment