Jika Anda mencari destinasi wisata untuk belajar tentang tradisi masyarakat dan kebudayaan Bali, Desa Adat Penglipuran bisa menjadi pilihan Anda untuk liburan. Desa ini memang selalu diramaikan oleh wisatawan, sebab banyak wisatawan yang terpikat dengan pesona sejarah, kuliner ikonik hingga kondisi alamnya yang masih segar dan asri.
Nah, jika Anda tertarik untuk berkunjung ke desa adat ini, sebaiknya Anda mengetahui beberapa informasinya. Berikut adalah informasi tentang sejarah, tiket masuk, rute, fasilitas, jam buka, hingga daya tarik dari Desa Adat Penglipuran.
Sejarah Desa Adat Penglipuran
Desa Adat Penglipuran memang mempesona banyak wisatawan, sebab desa ini sangat menjaga adat dan tradisi. Selain memikat wisatawan karena kebudayaannya, desa ini juga sangat terkenal akan kebersihannya. Oleh karenanya, banyak wisatawan yang bertanya-tanya, bagaimana asal mula sejarah Desa Adat Penglipuran?
Asal mula sejarah Desa Adat Penglipuran dimulai pada zaman Kerajaan Bangli sekitar 700 tahun yang lalu. Seperti yang kita ketahui, penduduk Desa Adat Penglipuran mayoritasnya berasal dari Desa Bayung Gede. Nah, pada zaman kerajaan tersebut, penduduk Desa Bayung Gede kerap mendapat tugas untuk berperang.
Berhubung lokasi Desa Bayung Gede jauh dari pusat kerajaan (sekitar 25 km), akhirnya Raja Bangli memberikan tempat di lokasi yang akan dikenal sebagai Desa Penglipuran. Oleh karenanya, saat itu desa ini disebut dengan Kubu Bayung yang bermakna Pondok Bayung Gede.
Akhirnya seiring berjalan waktu, penduduk membentuk desa dengan membangun kahyangan tiga. Kahyangan tiga tersebut merupakan Pura Puseh, Pura Dalem, dan Pura Bale Agung. Tak hanya itu, penduduk desa juga membuat dang kahyangan yang serupa dengan Desa Bayung Gede untuk mengingat ngelingang pura.
Menurut penuturan tokoh masyarakat, nama Penglipuran secara etimologis berasal dari kata “pangeling” dan “pura,” yang berarti masyarakat membangun pura seperti di Bayung Gede sebagai pengingat pura dan leluhur mereka.
Selain itu, Penglipuran juga diyakini berasal dari kata “pelipur” dan “lara,” yang kemudian menjadi “penglipuran,” yang berarti tempat untuk menghibur di saat berduka. Nama Penglipuran juga dapat ditelusuri dari kata “pangleng” dan “pura,” yang menunjukkan bahwa Penglipuran melewati pura yang menghadap ke empat penjuru mata angin: utara, selatan, timur, dan barat. Dengan kata lain, Penglipuran dikelilingi oleh pura-pura.
Demikianlah Sejarah Desa Adat Penglipuran yang menarik untuk diketahui. Nah, jika Anda ingin berkunjung ke desa ini, Anda bisa memanfaatkan layanan paket wisata Bali dari Niagatour.
Baca juga : 10 Wisata Kuta Bali Terbaik dan Terpopuler untuk Liburan!
Daya Tarik Desa Wisata Penglipuran
Desa Penglipuran, yang diakui sebagai salah satu desa terbersih di dunia, memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Berikut ini adalah beberapa daya tarik uDesa Wisata Penglipuran ini:
1. Predikat Desa Terbersih
Desa Penglipuran terkenal karena kebersihannya yang luar biasa, menjadikannya desa terbersih di dunia menurut detikNews. Berbagai penghargaan lingkungan dan pariwisata telah diraih, seperti Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA), serta masuk dalam daftar Sustainable Destinations Top 100 oleh Green Destinations Foundation.
2. Tata Ruang Tri Mandala
Desa Penglipuran menerapkan konsep tata ruang tradisional Bali yang disebut Tri Mandala. Desa ini dibagi menjadi tiga wilayah utama: Utama Mandala untuk tempat suci dan peribadatan, Madya Mandala sebagai kawasan pemukiman, dan Nista Mandala untuk area pemakaman. Pembagian ini mencerminkan penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur.
3. Wilayah Hutan yang Luas
Menurut Kemenparekraf, Desa Penglipuran memiliki total area seluas 112 hektar, yang sebagian besar terdiri dari lahan pertanian, hutan bambu, dan hutan kayu. Dengan lahan hijau yang lebih luas dibandingkan pemukiman, desa ini menawarkan pemandangan yang asri dan udara yang segar.
4. Kearifan Lokal dan Budaya
Desa Penglipuran menyelenggarakan berbagai ritual dan festival budaya yang menarik wisatawan, seperti ritual Ngusaba yang dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi dan Penglipuran Village Festival di akhir tahun. Acara ini menampilkan parade pakaian adat Bali, seni budaya, berbagai lomba, dan pertunjukan Barong Ngelawang.
5. Kuliner Khas
Desa Penglipuran juga memiliki kuliner khas yang patut dicoba, seperti Loloh Cemcem dan Tipat Cantok. Loloh Cemcem adalah minuman tradisional dari daun cemcem, sementara Tipat Cantok merupakan hidangan yang terdiri dari ketupat dan sayur rebus dengan bumbu kacang yang lezat.
Baca juga : Sejarah Pura Ulun Danu Bratan, Keunikan, Tiket Masuk, Lokasi
Lokasi Desa Adat Penglipuran
Lokasi Desa Wisata Penglipuran berada di Jl. Penglipuran, Kubu, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini memiliki luas wilayah 112 Ha dengan penggunaan wilayah berupa pertanian 50 Ha untuk lahan pertanian, hutan bambu 45 Ha, hutan kayu 4 Ha, pemukiman 9 Ha, tempat suci 4 Ha serta berbagai fasilitas umum.
Nah jika Anda ingin berkunjung desa ini namun tidak memiliki kendaraan yang memadai, Anda bisa memanfaatkan layanan sewa mobil Bali dari Niagatour ya!
Rute Desa Adat Penglipuran
Rute menuju desa ini bisa Anda tempuh dari pusat kota lewat Jalan Raya Sangeh. Perjalanan ini akan menempuh waktu 1 jam 34 menit dengan jarak 52 km. Pertama, pilih jalan Raya Sangeh, Belok kiri ke Jl. Raya Marga-Apuan. Ambil Jl. Banjar Bunyuh ke Br. Taman Tanda – Mengwitani/Jl. Raya Denpasar di Perean Tengah.
Belok kanan ke Br. Taman Tanda – Mengwitani/Jl. Raya Denpasar. Ambil Jl. Abimanyu ke Jl. Raya Sangeh di Sangeh. Belok kanan ke Jl. Raya Sangeh. Tetap di Jl. Legong. Ambil Jl. Baris ke Jl. Raya Semana. Tetap di Jl. Raya Semana. Ambil Jl. Raya Singakerta , Jalan Raya Goa Gajah/Teges – Bedahulu – Tampak Siring – Istana Presiden , Jalan Raya Semebaung, dan Jl. Mahendradata ke Jl. Bukit Jati di Gianyar.
Ambil Jl. Gn. Lempuyang ke Jl. DR. .Lr. Soekarno/Jl. Teruna-Pegesangan di Bunutin. Ambil Jl. Merdeka dan Jl. Nusantara ke Jl. Penglipuran di Kubu. Mengemudi ke Jl. Penglipuran, maka Anda akan tiba di tujuan.
Baca juga : Taman Nasional Bali Barat: Tiket Masuk, Lokasi, Ulasan, Rute
Harga Tiket Masuk Desa Adat Penglipuran
Harga Tiket Masuk Desa Wisata Penglipuran sangat terjangkau, yakni Rp 10.000 saja. Dengan membayar tiket masuk tersebut Anda sudah bisa menikmati berbagai kebudayaan dan tradisi di desa ini.
Jam Buka Desa Adat Penglipuran
Jam Buka Desa Wisata Penglipuran mulai pukul 08.00 WITA hingga 18.30 WITA, setiap hari. Sehingga Anda bisa berkunjung ke desa ini kapanpun Anda sempat.
Baca juga : Kebun Raya Bali: Tiket Masuk, Lokasi, Daya Tarik, Fasilitas
Fasilitas yang Tersedia
Ada berbagai fasilitas wisata yang tersedia di desa ini mulai dari area parkir, ATM, Balai Pertemuan, Cafetaria, kamar mandi umum, kios souvenir, berbagai kuliner khas hingga layanan outbound.
Nah, demikianlah informasi tentang sejarah, tiket masuk, rute, fasilitas, jam buka, hingga daya tarik dari Desa Adat Penglipuran. Nah, jika Anda ingin berkunjung ke desa ini Anda bisa memanfaatkan layanan paket wisata Bali dari Niagatour
Leave A Comment