Berbicara tentang Yogyakarta terasa kurang lengkap tanpa menyentuh kearifan lokal Jogja. Daerah yang terkenal dengan keanekaragaman tradisi ini bukan hanya destinasi wisata yang menakjubkan, tetapi juga tempat yang sarat akan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang kaya.

Namun, seiring waktu tradisi dan budaya yang menjadi kearifan lokal ini lambat laun mulai dilupakan. Oleh karenanya penting kita mengetahui berbagai kearifan lokal yang dimiliki agar tidak punah begitu saja. Terlebih hal ini juga bisa menjadi nilai tambah untuk wisatawan.

8 Kearifan Lokal Jogja

Berikut ini adalah berbagai kearifan lokal Jogja berupa budaya dan tradisinya.

1. Tumplak Wajik 

Tumplak Wajik kearifan lokal jogja

Salah satu tradisi unik dari Yogyakarta yang jarang dikenal luas adalah Tumplak Wajik. Upacara adat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa hingga kini. Tumplak Wajik merupakan bagian dari rangkaian persiapan untuk merangkai gunungan, yang merupakan simbol sedekah dari raja kepada rakyatnya. 

Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat dalam upacara Garebeg. Tumplak Wajik biasanya diadakan tiga kali setahun, dipimpin oleh Keraton Yogyakarta. Tradisi ini berlangsung dalam tiga upacara Garebeg, yaitu Garebeg Mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad, Garebeg Sawal sebagai penanda akhir bulan Ramadan, dan Garebeg Besar untuk merayakan Idul Adha.

2. Saparan

Tradisi Saparan, yang juga dikenal sebagai Bekakak, merupakan salah satu budaya khas Yogyakarta yang jarang diketahui banyak orang. Upacara ini diadakan untuk mengenang jasa Ki Wirosuto, seorang abdi dalem setia Sultan Hamengkubuwono I. 

Saat itu, ia menghilang secara misterius di Gunung Gamping bersama istrinya saat mencari batu gamping. Tradisi ini dilaksanakan setiap bulan Safar dalam kalender Jawa dan menggunakan berbagai benda yang dipersembahkan sebagai bagian dari upacaranya.

Baca juga : Sewa Mobil Jogja Dieng

3. Sekaten

Kearifan Lokal Jogja selanjutnya adalah Sekaten. Tradisi ini menjadi salah satu perayaan tahunan yang membanggakan bagi masyarakat Yogyakarta. Upacara ini diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad dan telah menjadi tradisi sejak zaman Kerajaan Demak. 

Pelaksanaan Sekaten diawali dengan ritual Miyos Gangsa, di mana gamelan dari dalam Keraton dikeluarkan dan dimainkan terus menerus selama beberapa hari sebagai bagian dari rangkaian acara. Sekaten diselenggarakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal atau bulan Mulud dalam kalender Islam. 

Nah, jika Anda ingin menonton skaten, Anda bisa berkonsultasi dengan kami dan memanfaatkan layanan paket liburan Jogja dari Niagatour. Kami akan membuatkan iternity liburan yang sesuai dengan waktu diadakannya sekaten beserta penginapan dan restoran yang Anda inginkan. Liburan nyaman tanpa ribet menanti Anda!

4. Labuhan Parangkusumo

Labuhan Parangkusumo adalah sebuah upacara adat yang bertujuan memohon keselamatan dan menghilangkan sifat-sifat buruk. Tradisi ini memiliki kaitan erat dengan mitos Ratu Pantai Selatan dan Panembahan Senopati. Dalam upacara ini, Keraton Yogyakarta melabuh atau menghanyutkan benda-benda tertentu di tempat-tempat yang disebut petilasan, yang diyakini memiliki nilai spiritual tinggi.

Baca juga : Harga Penginapan Villa Pintu Langit, Ulasan, Daya Tarik

5. Wayang Kulit

Wayang kulit adalah bagian integral dari kebudayaan Yogyakarta yang terus dilestarikan hingga sekarang. Pertunjukan wayang kulit menggunakan boneka kulit yang dimainkan di depan layar kain putih, dengan iringan musik gamelan yang khas. Cerita-cerita yang ditampilkan dalam wayang kulit umumnya diambil dari epik Ramayana atau Mahabarata, dan dipentaskan oleh seorang dalang yang ahli. 

Wayang kulit tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam aspek budaya, spiritual, dan pendidikan. Saking menarik dan memukaunya, wayang kulit menjadi kearifan lokal jogja yang mendunia, loh. Hingga kini, wayang kulit masih sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya maupun upacara adat di Yogyakarta, sebagai simbol keberlanjutan tradisi yang kaya. 

6. Upacara Grebeg

Upacara Grebeg merupakan salah satu tradisi Yogyakarta yang tetap hidup hingga sekarang. Upacara ini diadakan setiap tahun di Keraton Yogyakarta dan berkaitan dengan budaya agraris, sebagai wujud doa untuk panen yang melimpah.

Saat acara berlangsung, masyarakat berkumpul di depan Keraton untuk menyaksikan prosesi, termasuk barisan abdi dalem yang membawa gunungan penuh makanan dan hasil bumi. Prosesi ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni tradisional, seperti tari-tarian, musik gamelan, dan pertunjukan wayang, menambah kesan meriah dan sakral pada acara tersebut.

7. Nguras Enceh

Nguras Enceh

Nguras Enceh merupakan salah satu tradisi warisan budaya tak benda yang diselenggarakan di Yogyakarta. Ritual ini berlangsung setiap bulan Sura dalam kalender Jawa, biasanya pada hari Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon, dan diikuti oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Tujuan dari Nguras Enceh adalah membersihkan diri dari segala keburukan. Prosesi ini dilakukan dengan membersihkan empat gentong di makam Raja-raja Imogiri, Bantul. Air dari gentong-gentong ini diyakini memiliki kekuatan penyembuhan dan membawa keberuntungan, menjadikan ritual ini sangat sakral bagi masyarakat setempat.

Baca juga : 10 Penginapan Dekat Stasiun Tugu Jogja, Dekat dan Murah Loh!

8. Mubeng Beteng

Kearifan lokal Jogja terakhir dalam daftar ini adalah Mubeng Benteng. Kegiatan ini menjadi tradisi unik yang dilaksanakan pada malam 1 Suro dalam kalender Jawa. Dalam tradisi ini, masyarakat berjalan kaki mengitari benteng keraton sebagai bentuk refleksi diri serta memohon perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Selama prosesi, suasana hening dan penuh kekhusyukan dipertahankan sebagai wujud penghormatan kepada warisan budaya leluhur. Tradisi ini mencerminkan kedalaman spiritual dan rasa hormat terhadap nilai-nilai budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.

FAQ Seputar Kearifan Lokal Jogja

1. Apa ciri khas kota Jogja?

Kota Yogyakarta dikenal memiliki keunikan tersendiri karena tradisi Jawa yang masih sangat kental terasa di setiap sudut kota dan dalam kehidupan masyarakatnya. Beberapa di antaranya adalah batik, kain khas dengan motif unik yang dibuat secara manual melalui proses melukis atau mencetak. Selain itu, kerajinan perak, pertunjukan wayang kulit, dan musik tradisional seperti gamelan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Yogyakarta.

2. Budaya apa saja yang ada di Keraton Jogja?

Kesenian yang populer di lingkungan Keraton meliputi berbagai bentuk seni, seperti tari-tarian, wayang kulit, wayang orang, serta pertunjukan gamelan. Dua jenis tarian yang hingga kini masih sering ditampilkan di Keraton adalah tari Serimpi dan tari Bedoyo.

Baca juga : Jogja Spoor Festival 2025, Ini Tanggal dan Rangkaian Acara

3. Apa pakaian adat Yogyakarta?

Pakaian tradisional khas Yogyakarta yang dikenal dengan sebutan “Surjan” memiliki ciri khas tersendiri. Surjan merupakan salah satu busana adat yang kerap dikenakan oleh kaum pria di wilayah Yogyakarta, terutama dalam acara-acara resmi atau upacara adat. Modelnya memiliki potongan unik dengan garis-garis tegas dan desain yang sarat makna filosofis.

Tertarik untuk Melihat Kearifan Lokal Jogja?

Berkunjung ke kota yang memiliki julukan Kota Pelajar ini rasanya tidak lengkap tanpa melihat berbagai budaya dan tradisinya. Oleh karenanya, kearifan lokal jogja tersebut bisa menjadi salah satu pertimbangan Anda saat berkunjung ke Jogja. Nah, jika Anda ingin berkunjung ke Jogja bersama sanak saudara, pasangan atau rekan kerja, jangan lupa manfaatkan layanan paket wisata Jogja dari Niagatour ya sebab liburan hemat sedang menanti Anda!

5/5 - (2 votes)